Hukrimnews -- Agenda Focus Discussion Group yang diselenggarakan Banteng Muda Indonesia (BMI) pada Minggu (31/07) mengundang para Kelompok Subak dan Petani Di Buleleng.
Acara BMI Buleleng yang mengambil tema, BMI Peduli Untuk Mewujudkan Bulelelng Mandiri Pangan Berkelanjutan dilangsung dalam kemasan sarasehan dan FGD bersama komunitas Subak SE Kabupaten Buleleng.
Acara yang dipromotori BMI Buleleng dibawah komando Dr. dr Ketut Putra Sedana, S.p.OG, juga ini mengundang para praktisi dan akademisi seperti, dari Anggota Komisi II DPRD Buleleng Dewa Gede Sugiarto, Dari Praktisi Pertanian Nengah Suparna, Dari Akademisi Dr. Ir Gede Sedana M.Sc, MMA.
Dikonfirmasi media terkait kegiatan sarasehan ini Anggota DPRD Buleleng Dewa Gede Sugiarto menyatakan bahwa Petani pemerintah menyiapkan program-program, mewakili masyarakat petani.
Menurutnya di acara FGD ini bisa mengantisipasi permasalahan petani seperti alsintan, masalah bibit juga bisa difasilitasi dan ternak.
"Pemerintah pusat dan DPRRI bisa membatu petani dibali, seperti misalnya bapak Made Urip sudah banyak disentuh disektor pertanian Semisal alsinta, benih, teenah dan intinya petani punya celengan. Karena kedepan petani punya kebutuhan seperti sekalian anak bisa memanfaatkan hasil ternak," Terang politisi PDI Perjuangan Asal Penarukan Buleleng ini.
Menyinggung arah pemasaran hasil pertanian, menurut Dewa Gede Sugiarto adalah pasca panen penjualan hasil panen be my um maksimal harapan selaku anggota DPRD perusda bisa dimaksimalkan perannya semisal Perusda swatarantra dan setiap turun pihak menggandeng instansi terkait dan koperasi.
" Instansi Dinas terkait juga kita libatkan Sebab harapannya dinas mampu membuat terobosan program dan koperasi bisa memanfaatkan pemasaran hasil pertanian," Ujar anggota DPRD Buleleng ini.
Sementara itu Ketua BMI Buleleng Dr. dr Ketut Putra Sedana, S.p.OG menyampaikan bahwa program BMI Peduli dari segala bidang dan aspek kehidupan apalagi gaung dari pusat jangan sampai kita mengalami krisis pangan.
" Ini harus disikapi dan tidak mau terjadi, BMI peduli, mewujudkan Buleleng mandiri pangan, dengan FGD dengan subak petani se Buleleng, Masalahnya kita akan tahu dan diskusikan sebagai bahan partisipasi menyerap aspirasi dan petani adalah kelompok penting," Terang peraih Doktor dibidang Lotus Birth ini.
Ditambahkan olehnya bahwa semua masyarakat membutuhkan petani yang menghasilkan pangan setiap hari untuk konsumsi Dan BMI peduli kondisi pangan.
Selain itu diterangkan pula bahwa Buleleng memiliki ada yang baik yang bagus tetapi kenyataan petani belum terwujud menjadi petani sejahtera.
"Kita ingin memperkecil gab (Jarak.red) antara permasalahan yang ada dirangkum dan kita beri solusi dan ini aspirasinya akan dibawa ke berwenang dengan membawa ke legislatif untuk dikaji dan kebijakan akan dihasilkan sesuai dengan kebutuhan petani," paparnya lebih lanjut.
Diketahui bahwasanya hasil yang sudah dicapai tidak sesuai kenyataan seperti harga jual tidak sesuai dan murah ini sebuah harapan harga jual bagus.
"Yang kita undang adalah pakar dan praktisi pertanian akan dirangkum menjadi sebuah pandangan BMI dari pertanian menjadi Buleleng mandiri pangan dan berkelanjutan," Imbuh Doktor Caput.
Selanjutnya dari praktisi pertanian yakni Nengah Sedana menyampaikan bahwa persoalan pertanian dan petani tidak bisa lihat dari parsial tapi juga hulu dan hilir, seperti pupuk alsinta. Sebab kadang ada bansos turun namun selesai sampai tersalurkannya bansos.
Adapun, Keluhan petani saat produksi tinggi harga turun , pertama pemerintah harus memproteksi harga caranya memiliki perusda.
Menurutnya Kedua perusda harus punya jiwa entrepreneurship harus punya bussines plan sudah dipetakan dengan 5 tahun harga serta harga jangan kalah dengantengkulak, mestinya dia menang, sebab modal sudah disiapkan pemerintah.
"Seperti subsidi ada dihulu danhilir dan panen dijadikan satu kesatuan utuh. Disini pern pengusahan ditingkat hilir yang mengolah hasil produksi pasca panen. Misal buat cabe kemasan Buleleng," Usul Sedana.
Ditempat yang sama salah satu perwakilan subak yakni, Ketut Astawa, Spd
Ketua majelis madya subak Kabupaten Buleleng. Menyatakan bahwa pertemuan menyangkut pertanian oleh BMI Buleleng, pihaknya merasa salut dan mengapresiasi.
"Semua keluhan dan amdalah petani dirangkum seperti masalah petani subak pada pupuk dan bibit dan nantinya disampaikan kepada bupati dan gubernur," terangnya.
Selama ini menurut Astawa bahwa bantuan gubernur sangat minim, diharapkan kedepan semoga gubernur tingkatkan bantuan ke subak bisa ditingannan tingkat upacara.
"Untuk pertanian akhir tahun ini banyak mengalami kerugian akibat gagal panen. Kami salut dan menunggu bapak-bapak yang mengadakan kegiatan seperti ini. Kalau bisa masukan masukan ini diakomodir baik dikabupaten dan provinsi," Harapnya.
Selain itu pada kesempatan tersebut Ketua Majlis Madya Subak Buleleng ini juga mengharapkan adanya sekretariat untuk meningkatkan koordinasi dan kelembagaan subak dibuleleng.
" Kami mengharapakan majelis subak itu punya sekretarian, karena kami belum memiliki sekretariat untuk kegiatan administrasi seperti penempatan ATK, dan koordinasi lainnya," pungkasnya. (Liz)