Bali. Bali alami kelangkaan BBM, Bahkan beberapa SPBU Pertamina mengaku tak memiliki stok dua jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut.
Akibat kelangkaan ini, para pemilik kendaraan di Bali kesulitan mencari BBM jenis Solar dan Pertalite. Hal itu disampaikan oleh salah satu pembeli di SPBU Pertamina daerah Gianyar yang tak mau disebut namanya.
"Sepanjang perjalanan dari Ubud ke Denpasar, beberapa SPBU Pertamina sudah dipenuhi kendaraan," ucapnya. Ia menjelaskan, kendaraan yang antre lebih dari jam 09.00 WITA tidak akan kebagian dua jenis BBM tersebut.
"Kalau sudah pukul 09.00 WITA yang tersedia hanya Pertamax saja," lanjut pria ramah ini, Selasa (06/12). Menurutnya, kejadian semacam ini sangat mudah dijumpai di SPBU Gianyar hingga Denpasar Bali.
"Kalaupun stoknya ada, antrean kendaraan yang akan membeli dua jenis BBM itu cukup panjang," tuturnya.
"Apakah ada penimbunan atau ada yang melanggar hukum dan apabila nanti ditemukan pasti dilakukan proses secara hukum. Tapi, untuk sementara ini belum ada laporan tapi tetap dilakukan upaya penyelidikan," ujarnya saat dihubungi Rabu (7/12).
Selain itu, terkait marak antrean di SPBU terkait kelangkaan BBM, ia mengatakan Polda Bali dan jajaran pun menerjunkan personel untuk menjaga ketertiban.
"Pertama menempatkan personil di SPBU antara dua sampai empat personil untuk membantu menjaga kelancaran dan ketertiban antrean untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Satake.
Kemudian kedua, langkah Polda Bali berkoordinasi dengan pihak Pertamina terkait informasi ada kekurangan BBM karena faktor kuotanya yang berkurang.
"Makannya Polda Bali berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk bisa dibantu, ditambahkan kouta di SPBU sehingga mengurangi antrean," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan panik tentang adanya keterbatasan BBM di Bali dan meminta untuk antre secara normal.
"Harapan kita kepada masyarakat yang antre tidak usah panik tetapi tetap antri secara normal saja. Dan kita berharap dari pihak Pertamina bisa membantu untuk menyelesaikan permasalah ini," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Sopir Logistik Bali I Putu Oka Margana membenarkan, ada kelangkaan solar terjadi di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sejumlah wilayah Bali dan para sopir truk mengeluhkan.
Margana mengatakan kelangkaan solar sudah terjadi sejak Sabtu (4/12) dan untuk pembelian solar juga dijatah bagi sopir yang maksimal Rp 200 ribu.
"Iya betul sekali. Sejak sabtu kemarin supir truk mengeluhkan karena kelangkaan solar, yang mereka pantau kan cuman di Bali. Kalau ke Pom Bensin yang ada itu dijatah Rp100 dan Rp200 ribu per truk. Kalau untuk mobil besar yang jelas, kan tidak cukup," kata dia saat dihubungi, Senin (5/12) sore.
Pihaknya juga menegaskan para sopir truk akan melakukan aksi turun ke jalan atau demo untuk menyampaikan aspirasi bila terus terjadi kelangkaan solar.
Selain itu, Organda Bali pun menyampaikan keluhan bahwa kelangkaan BBM jenis solar itu mempersulit operasional angkutan barang jasa hingga bus pariwisata di Bali.
Ketua DPD Organda Bali, I Ketut Edi Dharma Putra mengatakan akibat langkanya solar beberapa hari ini di Bali untuk operasional para sopir terutama sopir bus pariwisata yang biasanya rutenya bisa lima kali ke tempat-tempat obyek wisata kini frekuensinya menurun.
"Dampaknya pelayanan terganggu. Karena Bali merupakan daerah pariwisata dengan sendirinya yang semestinya (bus pariwisata) rutenya ke obyek wisata lima kali, akhirnya karena terjadi antrean panjang adanya kelangkaan dari solar ini, menyebabkan frekuensinya menjadi menurun," kata dia, saat dihubungi, Rabu.
"Penyampaian ini dari anggota, sekarang terjadi kelangkaan solar sehingga operasional terganggu," tambahnya. (Red)