Coaching clinic itu berlangsung di Ruang Rapat KONI Buleleng pada 21-22 Oktober. Tercatat ada 15 orang pelatih sepakbola yang ikut serta. Sebanyak 11 orang merupakan pelatih di Liga 1 Askab PSSI Buleleng, 2 orang dari Liga 2, dan 2 orang pelatih di Liga 3.
Dalam pelatihan tersebut, PSSI Buleleng mendatangkan dosen dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Dia adalah David Agus Aprianto. Selain menjadi dosen, David juga sempat membidani beberapa klub. Yakni Persesa Sampang dan Perseba Bangkalan.
Ketua Umum PSSI Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, pihaknya sengaja mendatangkan trainer dari luar Bali. Sehingga para pelatih pada klub-klub yang jadi konstituen PSSI Buleleng mendapatkan referensi serta tambahan pengalaman. Terlebih kompetisi sepakbola di Jawa Timur cukup ketat. Baik itu liga di tingkat kabupaten, provinsi, maupun di tingkat nasional.
“Kami harap setelah pelatihan ini, pengetahuan yang didapat langsung dikembangkan di klubnya masing-masing,” kata Suyasa.
Ia juga berharap pelatihan itu akan memberikan dampak jangka panjang. Yakni penguatan atlet yang akan berkompetisi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali Tahun 2025 mendatang. Mengingat PSIS Buleleng masih berambisi pecah telur medali dari cabor sepakbola.
“Makin banyak pelatih yang berkualitas, harapannya makin banyak juga atlet berkualitas. Kalau atlet berkualitas ini dikumpulkan kemudian dilatih menjadi tim porprov, mestinya sih hasilnya lebih bagus,” ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut, para pelatih akan mendapat sejumlah materi. Yakni kondisi fisik pemain, psikomotor, _talent scouting_, _Long-Term Athlete Development_ (LTAD), IT pelatih sepakbola, praktik kondisik fisik, serta praktik teknik dan taktik. (*)