Dr. Hendrawan Saragi, Energi Hijau Harus Untuk Kesejahteraan Manusia -->

Advertisement

DUKUNG JURNALISME BERKUALITAS DENGAN BERIKLAN DI KABAR BULELENG

Dr. Hendrawan Saragi, Energi Hijau Harus Untuk Kesejahteraan Manusia

Kalingga
Selasa, 21 November 2023

 


Jakarta -- Seminar Nasional dengan tema Pembangunan Kebudayaan dan Infrastruktur Hijau dengan narasumber Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, dan Hendrawan Saragi peneliti pekonomi dan pengembangan wilayah diadakan oleh Universitas Dhyana Pura pada hari Senin 13/11/2023 di kampus Undhira. 



Ada beberapa poin yang disampaikan oleh Dr Hendrawan Saragi bahwa, dalam kesepakatan G20 di Bali di bulan Nopember 2022, Indonesia dengan semangat membuat isu perubahan iklim dan energi hijau menjadi prioritas.


Dan, Indonesia mengumumkan akan memenuhi net zero emission maksimal pada tahun 2060 dan untuk ini membutuhkan biaya sebesar Rp 77.000 triliun. Selama lima tahun terakhir, rata-rata belanja iklim sebesar Rp 89,6 triliun atau 3,9 persen dari alokasi APBN per tahun. Untuk mencapai ini maka akan diberlakukan subsidi, mandat, dan berbagai pajak agar energi yang baru bisa berkembang. 


Adapun Proposal hijau ini hendaknya tidak sekedar daftar keinginan sosial dan ekonomi dari kelompok dengan label harga yang mahal dan akan menambah utang pemerintah yang sudah sebanyak Rp 7891,61 trilyun per 30 September 2023 naik sekitar 471,14 trilyun dari 30 September 2022 (7420, 47 trilyun) serta menaikkan biaya energi masyarakat Indonesia.


Hal tersebut sebagai upaya hanya untuk menjaga suhu bumi di angka 1,5 derajat celcius dan ‘memusuhi’ partikel gas karbon yang sangat kecil ini apakah sudah sepenuhnya memasukkan biaya peluang ekonomi dari mengandalkan jenis energi yang kurang nyaman dan harganya menjadi mahal. 


Akibatnya, dengan membuat energi lebih mahal untuk rumah tangga dan bisnis dapat menimbulkan perselisihan sosial.



Di tahun 2017 Bank dunia sudah merilis laporan yang mengatakan bila akan membangun energi terbarukan maka harus melakukan ekstraksi material untuk membangun utilitas surya dan angin untuk menghasilkan output tahunan sekitar 7 terawatt di tahun 2050 membutuhkan ekstraksi 34 juta metrik ton tembaga, 40 juta ton timah, 50 juta ton seng, 162 juta ton aluminium, dan 4.8 miliar ton besi. 


Sebagai contoh, di Kota New York membangun 2.500 turbin angin dengan kapasitas 30.000 MW akan membutuhkan hampir 110.000 ton tembaga yang berarti memerlukan penambangan, penghancuran, pemrosesan, dan pemurnian 25 juta ton bijih tembaga setelah membuang sekitar 40 juta ton bijih tembaga dari batuan di atasnya. 


Berapa banyak pabrik pengolahan, tenaga bahan bakar fosil yang digunakan untuk menjalankan pembuatan energi hijau ini, berapa banyak polusi udara dan air dalam proses ini, serta dimana hal ini akan dilakukan? Pun juga ini tergantung pada beberapa logam penting dan tersebar di beberapa negara sehingga dapat menjadikan proses produksi menjadi tidak berkelanjutan. 



Energi untuk masyarakat Indonesia haruslah energi yang melimpah, andal, dan murah. Saat ini bahan bakar fosil menyediakan 80 persen energi di dunia dan penggunaannya masih terus meningkat. 


Hal ini disebabkan oleh kombinasi sifat-sifat bahan bakar fosil yang luar biasa yaitu tersimpan secara alami, terkonsentrasi, berlimpah, dan adanya inovasi yang dihasilkan oleh industri.



 Salah satu manfaat besar dari bahan bakar fosil adalah kemampuannya untuk mengatasi bahaya iklim seperti pemanasan dan juga pendinginan serta memberikan kemampuan untuk menggunakan mesin agar menjadi lebih sejahtera. 


Sehingga, pemanfaatan matahari atau angin kencang kelihatan seperti bentuk penciptaan energi yang berdampak lingkungan rendah namun memakai penggunaan sumberdaya yang sangat besar dan berbiaya cenderung lebih tinggi. Energi hijau dapat merupakan tambahan bagi energi dari bahan bakar fosil.


Perubahan iklim adalah sains, dimana sains itu tidak mengungkapkan kebenaran melainkan untuk mencari kesalahan. 



Adapun kemudian, suatu teori dimunculkan, kemudian disanggah oleh teori yang baru, ada bukti yang baru, kemudian disanggah lagi oleh bukti yang baru. Mari kita merenungkan apakah perubahan iklim ini bagi kita adalah iman, sehingga masuk pada ranah tidak bisa diperdebatkan, karena sumber tentang isu perubahan iklim ini hanya kita akui dari satu sumber pihak tertentu 


Overhaul energi fosil menjadi energi hijau bukan merupakan krisis yang harus ditangani dengan terburu- buru dan mahal. Kebijakan yang dibuat mestilah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.



 Iklim akan selalu berubah, ini adalah hal yang natural, kita jangan menyalahkan kepada salah satu zat (karbon) namun yang terpenting adalah bahwa manusia memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan iklim sejak berabad-abad yang lalu sampai saat ini. 



Ada pepatah Belanda mengatakan: Orang yang hidup akan membangun masa depannya sendiri.****