Kabarbuleleng.com -- Penyebaran Bibit nyamuk Wolbachia dalam menanggulangi DBD di Bali bukan tanpa alasan, selain penolakan muncul dari tokoh masyarakat di Bali sendiri.
Ternyata dibalik itu kurangnya sosialisasi dalam kerangka penyebaran bibit nyamuk Wolbachia dalam menangkal DBD masih butuh uji coba yang mampu menjamin prosentase kemampuan nyamuk ini memerangi DBD.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya sepakat untuk menunda penyebaran nyamuk Wolbachia untuk atasi Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah masih adanya pro dan kontra dari masyarakat Bali.
"Kalau masih ada masyarakat yang tidak menerima, berarti kita tunda dulu," kata Pj Gubernur Bali Mahendra.
Menurut dia, metode penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan DBD masih perlu sosialisasi dari pemrakarsa sehingga semua masyarakat bisa menerima.
Meski dalam Penelitian UGM dan Kemenkes bahwa terlontar Wolbachia dalam Nyamuk Aedes Efektif Tanpa Modifikasi Genetik
Namun, PJ Gubernur yang memahami kondisi masyarakat Bali yang sangat bergantung pada dunia pariwisata, hal senada juga diungkapkan tokoh puri Buleleng Anak Agung Wiranata Kusuma,SH MH.
Menurutnya kurang tepat menjadikan Bali sebagai sasaran uji coba nyamuk Wolbachia, ditengah kondisi masyarakat Bali yang baru selesai menghadapi badai covid 19,
" Jangan nanti akan memunculkan wabah baru, meski niatnya memberantas Demam berdarah, saya mendiskusikan hal ini dan memang menjadi pro kontra," ucapnya.
Hal ini, menandakan perlu sosialisasi lebih lanjut dan para ahli perlu menunjukkan tingkat efektifitas nyamuk Wolbachia sebab lawan nyamuk DBD.
"Perlu sosialisasi, ada penolakan dari masyarakat 'kan kita tidak ingin masyarakat terbelah. Yang pro dan kontra ini harus dibagusin dulu," pungkas PJ gubernur Bali, S. M. Mahendra Jaya.***